Motion capture
merupakan langkah awal untuk menentukan bentuk model obyek yang akan
dibangun dalam bentuk 3D. Penekanannya adalah obyek berupa gambar wajah yang
sudah dibentuk intensitas warna tiap pixelnya dengan metode Image
Adjustment Brightness/Contrast, Image Color Balance, Layer Multiply, dan
tampilan Convert Mode RGB dan format JPEG. Dalam tahap ini digunakan aplikasi
grafis seperti Adobe Photoshop atau sejenisnya. Dalam tahap ini
proses penentuan obyek 2D memiliki pengertian bahwa obyek 2D yang
akan dibentuk merupakan dasar pemodelan 3D.
Motion capture system
adalah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan proses dari perekaman
dan penterjemahan gerakan menjadi model digital. Motion capture system ini
digunakan pada bidang animasi, medis, simulasi (augmented reality), olahraga,
entertaiment, analisa gerakan dan lain sebagainya.
Metode input yang
digunakan pada teknik motion capture bervariasi, antara lain electromechanic,
acoustic, electromagnetic, and optic. Metode yang paling populer adalah metode
optic, karena lebih tahan terhadap gangguan dan gerakan subjek lebih mudah
dibanding metode lain. Pada penelitian ini dilakukan perancangan motion capture
system input optik untuk bipedal trajectory planning dengan kamera umum yang
low cost. Marker berwarna merah digunakan sebagai penanda gerakan yang dipasang
pada enam posisi right sagital plane, yaitu body, hip, knee, ankle, heel dan
toe. Image berwarna yang ditangkap kamera dinormalisasi dan difilter untuk
menghasilkan image biner. Nilai-nilai ketiga sudut (hip,knee dan ankle)
ditentukan koordinatnya berdasarkan posisi marker yang dideteksi menggunakan
persamaan geometrik. Setiap nilai sudut yang diukur dikalibrasi menggunakan
manual geometric dan error perhitungan sudutnya adalah 1.6%. Gerakan berjalan
satu cycle ditangkap oleh kamera selama 1,25 milidetik dan data sudut hip, knee
dan ankle digunakan untuk perancangan robot trajectory planning saat berjalan. Tiga
subjek digunakan pada pengujian sistem, dengan melakukan gerakan berjalan satu
cycle masing-masing sepuluh kali. Setelah tigapuluh kali percobaan terdapat
tiga error sudut yang dihasilkan yang disebabkan oleh jumlah marker yang
terdeteksi kamera hanya lima marker. Marker yang tidak terdeteksi terjadi pada
knee saat gerakan berjalan yang cepat. Metode ini diharapkan dapat dikembangkan
pada pengukuran joint movement pada plane yang berbeda (frontal dan
transversal).
Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar