Newest Post

HeadPhone

| Rabu, 30 November 2011
Baca selengkapnya >>

                                  
                   Headphone Part 1                                              Headphone Part 2

Film ini menceritakan tentang seorang lelaki bernama Saga yang dalam kesehariannya selalu memakai headphone dan tidak pernah dilepaskan. Dari mulai makan, dalam perjalanan atau bahkan saat buang air pun Saga tidak pernah melepas headphonenya itu. Bagi dia dengan mendengarkan musik maka semua masalah yang dialaminya akan hilang. Karena selalu asyik mendengarkan musik, sampai - sampai Saga tidak pernah mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi di sekitarnya dan dia tidak peduli dengan hal itu.

Saga mempunyai kekasih bernama Shilla. Pada suatu ketika Saga ingin mengunjungi Shilla. Saat di perjalanan ada seorang nenek tua yang sedang di rampok dan perampok itu berlari ke arah Saga. Kemudian nenek itu berteriak minta tolong dan mencoba meminta bantuan kepada Saga, tetapi Saga tidak mendengarnya karena lagi asyik mendengarkan musik pada headphonenya itu dan perampok itu pun lolos begitu saja dengan mudahnya. Padahal Saga bisa saja membantu nenek itu. Nenek itu kemudian memarahi Saga, tetapi lagi - lagi dia tidak mendengarnya.
Setelah sampai di rumah Shilla, Saga mengetuk pintu dan kemudian Shilla keluar dengan penampilannya yang kacau tidak karuan. Shilla adalah seorang pecandu narkoba. Pada saat itu Shilla sedang sakau dan sudah tidak kuat lagi untuk menahan diri kemudian dia masuk ke kamar mandi untuk memakai narkoba. Di kamar mandi Shilla menyuntikkan narkoba itu ke tangannya secara berlebihan sehingga Shilla overdosis. Shilla langsung menjerit meminta tolong dan memanggil - manggil Saga, tetapi Saga yang sedang asyik mendengarkan musik tidak dapat mendengar suara Shilla. Shilla pun tak terselamatkan dan tewas akibat overdosis. Setelah menunggu beberapa lama Saga heran mengapa Shilla tidak keluar-keluar dari kamar mandi. Kemudian Saga mencoba memeriksanya dan ternyata dia menemukan Shilla yang sudah tidak bernyawa di dalam kamar mandi.

Saga sangat sedih sekali dan menyesal atas apa yang telah terjadi pada kekasihnya.
Saga pun akhirnya sadar bahwa hidup ini tidak cukup hanya untuk dilihat, tapi juga harus didengar dan hidup bukan hanya sebuah drama pantomim, tetapi hidup adalah sebuah drama dengan semua dialog yang bermakna, dan makna itu tidak hanya terlahir dari mata tetapi juga dari telinga.

HeadPhone

Posted by : Mochamad Ryansyah
Date :Rabu, 30 November 2011
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲