Film pendek ini menceritakan tentang
seorang anak yang sangat membutuhkan kebersamaan dengan keluarganya. Terutama dengan
ayahnya yang setiap hari sibuk bekerja.
Jani adalah seorang anak
perempuan yang ingin sekali dapat berkumpul dengan ayahnya, ingin bermain dan
beraktivitas bersama. Namun itu semua sangat sulit didapatkannya, karena ayahnya
seorang karyawan kantoran yang sangat sibuk. Dia hanya bisa meluangkan waktu
pada pagi hari saat sarapan, itupun cuma beberapa menit. Ayahnya selalu pulang
larut malam dan tidak pernah sempat untuk bertemu dengan Jani.
Jani setiap hari selalu murung
memikirkan ayahnya. Jani merasa iri kepada teman-temannya yang selalu senang
dapat bermain dengan ayahnya. Jani pernah mencoba untuk menunggu ayahnya
pulang, namun karena terlalu larut itu semua sangat sulit karena esoknya Jani
harus sekolah. Dia selalu memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat berkumpul
dengan ayahnya. Kemudian pada suatu hari dia mendapatkan suatu cara agar
ayahnya bisa meluangkan waktu untuknya. Jani memecahkan celengannya dan
menghitung berapa banyak uang yang ada di celengan itu. Kemiudian dia
memutuskan untuk menunggu ayahnya pulang. Setelah menunggu sampai larut malam
akhirnya ayahnya pun datang.
Ayahnya kaget dan bertanya
mengapa Jani belum tidur. Jani tiba-tiba bertanya berapa gaji ayahnya dalam
satu hari. Ayahnya bingung dan heran mengapa Jani menayakan hal seperti itu. Ayahnya
menjawab 400 ribu. Jani bertanya lagi jika satu jam berapa. Ayahnya menjawab
dalam satu hari dia bekerja 10 jam berarti satu jam 40 ribu. Kemudian Jani
meminta uang 5 ribu kepada ayahnya, namun ayahnya tidak memberikannya dan bilang
besok saja karena ayahnya sangat lelah.
Jani tetap memaksa dan terus meminta agar memberikannya sekarang. Sehingga ayahnya
menjadi kesal dan membentak Jani. Jani langsung pergi ke kamarnya dan menangis.
Ayahnya pun menyusulnya dan meminta maaf karena sudah berbuat kasar. Ayahnya menanyakan
lagi mengapa dia meminta uang malam-malam begini. Setelah diketahui ternyata
Jani ingin membeli waktu ayahnya selama setengah jam untuk bisa bermain
dengannya. Jani hanya memiliki uang 15 ribu dan kurang 5 ribu. Itu sebabnya dia
meminta uang kepada ayahnya. Setelah mendengar hal itu ayahnya sadar bahwa dia
tidak pernah meluangkan waktu dan kurang perhatian kepada Jani, sampai-sampai
Jani ingin membeli waktunya. Akhirnya keesokan harinya mereka pun dapat
berkumpul dan bermain bersama, serta memberikan kasih sayang dan rasa saling
peduli yang dangat besar.
Dari film ini dapat disimpulkan
bahwa sesibuk-sibuknya seorang ayah dalam bekerja harus bisa meluangkan waktu
kepada anaknya, karena seorang anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih
sayang dari kedua orangtuanya. Tidak cukup jika hanya dari seorang ibu. Hal itu
sangat mempengaruhi dalam proses perkembangan anak.
0 komentar:
Posting Komentar